Kamis, 11 Februari 2016

kasih sayang seorang ibu yang tulus

Kasih Sayang Ibu Yang Tulus

cerita nyata : kasih sayang ibu yang tulusKali ini saya akan mengutip sebuah cerita nyata yang saya, mungkin cerita ini sudah banyak yang menulisnya di blog blog. tapi saya merasa tertarik untuk menulisnya lagi selain itu juga bisa membuat kita semua kembali mengingatnya. dan saya rasa lebih banyak yang mengetahuinya lebih baik.
Sebelumnya saya juga pernah menceritakan tentang Kisah nyata "Jangan Pergi Ibu".



Baik langsung saja kita simak cerita berikut.

-Awal dari sebuah cerita


kejadian dalam cerita ini terjadi di sebuah kota kecil di taiwan, dan sempat di muat di berbagai media.



Ada seorang pemuda yang hidup hanya bersama ibunya ( nama tidak disebutkan). Dia pemuda yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang mengenalnya. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah di promosikan ke posisi manager.Gaji-nya pun lumayan.




Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan wanita-wanita single. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus padanya. 



Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali.Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit dibagian kiri dan belakang.Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 terlihat menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung dari wanita tersebut.
Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya tersebut. Namun pemuda tersebut adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.
Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, pemuda tersebut selalu menjawab "wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan.". Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. 
Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. pemuda tersebut mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat pemuda tersebut menjadi BT (bad temper) dan uring-uringan dirumah.

-Datangnya hidayah kepada pemuda tersebut

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, pemuda tersebut melihat sebuah box kecil. Didalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan pemuda tersebut.
Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.
Walau sudah usang, pemuda tersebut sudah cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandungnya sendiri. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata pemuda tersebut menetes keluar tanpa bisa di bendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, pemuda itu langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. sambil berkata "Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi". 
Setelah sembuh, pemuda tersebut bahkan berani membawa Ibunya belanja kesupermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, pemuda tersebut tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini kedalam media cetak dan elektronik. (sites.google.com)
Demikian cerita yang dapat saya bagikan, semoga ini menjadi renungan bagi kita semua, banyak hal yang bisa kita petik dari cerita ini. salah satunya kasih sayang ibu yang tiada menuntut balas. tiada dendam meskipun kita menyakitinya, dan tidak ada perbuatan atau apapun yang bisa membalas kasih sayang seorang ibu. dan "kasih ibu sepanjang masa bagai sang surya menyinari dunia.".
Bagi pembaca yang masih punya Ibu di rumah, branjaklah sekarang. peluklah erat-erat dan memohon maaf lah sebesar besarnya. biar bagaimanapun kondisinya, segera meminta ampun. Dan bagi yang ibunya sudah dipanggil oleh yang maha kuasa tekadkan untuk senantiasa mendoakanNya, agar damai dan tenang di sisi Allah Swt. 
sayangilah Ibu kalian selama ia masih hidup, jika ia sudah tiada maka satu kerugian besar yang kita rasakan dan tidak akan pernah kita rasakan lagi nikmatnya yaitu.
"DOA SEORANG IBU"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar